Header Ads Widget


Akhirnya kami saling tau role masing-masing, rif memang seme, tapi dia biseksual.

Sementara aku uke, meski perawakannya manly, dia bahkan kaget saat aku memintanya ngefuck.

Bahkan jika melihat relasi antara kami, kayaknya malah aku yang akan dikira seme, sebab badanku lebih berisi dan eksotis.

Namun hasrat tak bisa disembunyikan, aku ingin merasakan kontol rif dan itu tak bisa kunafikan. Aku adalah bottom.

Tapi aku tak bisa memaksanya, sejak malam itu tak ada hal khusus yang kami lakukan.

"Besok kamu balik kan?" tanyaku.

"Iya kak."

"Gak ada sebuah reward? Kita belum tentu ketemu setahun sekali."

"Reward?"

"Fuck me."

"Hmm... kakak."

"Yodah, kakak nyepong boleh gak?"

"Kenapa harus gitu sih kak?"

"Kamu gak suka ya sama kakak?"

"Bukannya gitu kak, tapi kan kemaren udah tak jelasin kalau aku gak bisa ngelakuin itu sama kakak sendiri."

"Kalau sama anton kok mau? Apa karena dia manis, lembut?"

"Gak gitu kak."

"Kakak bukan seleramu ya?"

"Bukannya gitu kak, duh."

"Lha terus apa?"

"Yodah deh, sepong aja kalau kakak mau."

Akhirnya dia memperbolehkan, dan aku melakukannya dengan penuh keinginan.

Sambil kedua tanganku memelintir putingnya dan kontolnya tegak maksimal. Rif mendesah keenakan, dia harus merasakan kenikmatan ini.

Mulutku penuh dengan sperma kentalnya dan aku tak keberatan dengan hal ini.

Kuanggap ini special gift darinya.

  - 00-

Hari ini rif pulang dan aku akan mengantarnya ke stasiun. Namun aku masih membujuknya untu suatu hal.

"Kereta masih berangkat 3 jam lagi kan?"

"Kakak... duh."

Aku melumat mesra kontolnya sekali lagi, dan ini akan menjadi pengalaman baru saat dia berlibur ke Bandung.

"Aku pasti bakal kangen kamu setelah ini, melebihi biasanya," bisikku.

Kami pun berangkat ke stasiun, dia harus sampai disana tepat waktu agar tak ketinggalan kereta.

By angga

Baca sebelumnya KLIK DISINI

Post a Comment

Kasih koment di sini bro, met nikmatin isi blognya ya, keep safety