Inilah yang Terjadi Jika Boti Terlalu Sering Digenjot, Bisa Kena Nervus injury
Meskipun nikmat dan bikin nagih, digenjot ternyata bisa bahaya bagi boti, terutama dampak fisiologi yang terjadi di area lubang anus.
Di antara yang sangat bahaya adalah, kerusakan otot sfingter, terlebih jika penis top yang melakukan penetrasi diameternya cukup lebar.
Otot sfingter adalah otot melingkar yang berfungsi untuk membuka dan menutup saluran atau lubang tubuh. Otot ini bekerja seperti katup yang mengatur aliran zat atau cairan melalui saluran tersebut.
Otot sfingter akan bekerja lebih keras ketika lubang digenjot oleh penis dalam waktu lama dan terlalu sering. Sebelum itu, kalian perlu tau apa peyebab Kerusakan otot sfingter.
Berikut adalah beberapa penyebab kerusakan otot sfingter secara umum:
1. Kondisi Medis:
Penyakit radang usus: Penyakit radang usus seperti Crohn's disease dan ulcerative colitis dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada otot sfingter anus.
Kanker: Kanker di area sekitar sfingter, seperti kanker rektum atau kanker serviks, dapat menyebabkan kerusakan otot sfingter akibat pertumbuhan tumor atau pengobatan kanker.
Diabetes: Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf, termasuk saraf yang mengontrol sfingter, sehingga menyebabkan inkontinensia feses.
Stroke: Stroke dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mengontrol sfingter, sehingga menyebabkan kesulitan mengontrol buang air besar.
Sclerosis multiple: Penyakit autoimun ini dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mengontrol sfingter dan menyebabkan inkontinensia feses.
Nervus injury: Cedera pada saraf yang mengontrol sfingter, seperti akibat trauma atau operasi, dapat menyebabkan kerusakan otot sfingter. Termasuk digenjot hingga berdarah atau cedera nyeri.
2. Gaya Hidup:
Obesitas: Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan pada otot sfingter anus, sehingga meningkatkan risiko kerusakan.
Konstipasi kronis: Konstipasi kronis dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada otot sfingter anus dan menyebabkan kerusakan.
Merokok: Merokok dapat menyebabkan kerusakan saraf dan pembuluh darah, yang dapat memengaruhi fungsi otot sfingter.
3. Faktor Eksternal:
Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti obat pencahar dan obat kemoterapi, dapat menyebabkan kerusakan otot sfingter sebagai efek samping.
Operasi di area sekitar sfingter: Operasi di area sekitar sfingter, seperti operasi rektum, dapat menyebabkan kerusakan otot sfingter.
Dampak kerusakan otot sfingter
Kerusakan otot sfingter dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti inkontinensia feses, kesulitan buang air besar, dan refluks asam.
Jika Anda mengalami gejala kerusakan otot sfingter, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Pencegahan:
Menjaga berat badan yang sehat dan aktif secara fisik dapat membantu mencegah kerusakan otot sfingter.
Mengonsumsi makanan yang kaya serat dan minum banyak air dapat membantu mencegah konstipasi.
Hindari persetubuhan anal dalam durasi lama, apalagi dengan partner hyper dan penis besar.
Kerusakan otot sfingter dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang terkait dengan kondisi medis, gaya hidup, maupun faktor eksternal. Penting untuk menjaga kesehatan dan menghindari faktor-faktor risiko untuk mencegah kerusakan otot sfingter.