Donor sperma adalah prosedur medis di mana seorang pria menyumbangkan sperma yang kemudian digunakan untuk membantu pasangan atau individu yang memiliki masalah kesuburan agar bisa memiliki anak.
Sperma yang didonorkan bisa digunakan dalam prosedur inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro (IVF). Proses ini sering dipilih oleh pasangan dengan masalah infertilitas pada pihak pria atau oleh wanita lajang dan pasangan sesama jenis yang ingin memiliki anak biologis.
Proses Donor Sperma
Proses donor sperma melibatkan beberapa langkah medis dan administratif untuk memastikan kesehatan serta kualitas sperma. Berikut adalah tahapan umum dalam proses donor sperma:
1. Pemeriksaan dan Skrining Kesehatan
Seorang calon donor harus melalui rangkaian pemeriksaan medis yang ketat untuk memastikan dia bebas dari penyakit genetik, infeksi menular seksual (IMS), serta gangguan kesehatan lainnya yang dapat diturunkan. Skrining meliputi:
- Tes darah untuk mendeteksi penyakit menular seperti HIV, hepatitis, sifilis, dan penyakit lainnya.
- Uji genetik untuk mencegah penularan penyakit bawaan yang serius.
- Pemeriksaan riwayat kesehatan pribadi dan keluarga untuk memastikan tidak ada risiko penyakit keturunan.
Donor sperma juga dievaluasi dari segi kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis untuk memastikan kesiapan mereka dalam menyumbangkan sperma.
2. Kualifikasi Spermatozoa
Setelah pemeriksaan kesehatan, sperma calon donor akan diuji kualitasnya, meliputi:
Jumlah Spermatozoa: Jumlah sel sperma per mililiter, yang menunjukkan tingkat kesuburan sperma.
Motilitas Sperma: Kemampuan sperma untuk bergerak, yang penting untuk mencapai dan membuahi sel telur.
Morfologi Sperma: Bentuk sperma, karena sperma yang normal secara morfologis memiliki peluang lebih tinggi untuk membuahi sel telur.
Sperma yang tidak memenuhi kriteria ini biasanya tidak dipilih untuk didonorkan.
3. Pengambilan dan Penyimpanan Sperma
Jika calon donor lulus semua pemeriksaan dan tes kualitas sperma, dia akan memberikan sampel sperma dengan ejakulasi yang biasanya dilakukan di klinik atau bank sperma.
Sampel ini akan dianalisis ulang dan kemudian melalui proses pembekuan kriogenik atau penyimpanan beku dalam nitrogen cair. Sperma yang dibekukan ini bisa bertahan bertahun-tahun dan siap digunakan saat dibutuhkan.
4. Inseminasi Buatan atau IVF
Sperma donor digunakan dalam prosedur reproduksi bantuan, yaitu inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF).
Pada IUI, sperma dimasukkan langsung ke rahim wanita saat dia sedang ovulasi, untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan. Pada IVF, sperma dan sel telur dibuahi di luar tubuh dalam laboratorium, kemudian embrio yang dihasilkan ditanamkan ke rahim.
Aspek Legal dan Etika
Proses donor sperma juga melibatkan pertimbangan hukum dan etika yang ketat. Di banyak negara, pendonor bisa memilih untuk tetap anonim atau tidak.
Di beberapa negara, anak yang lahir dari donor sperma memiliki hak untuk mengetahui identitas biologis ayahnya ketika mereka mencapai usia tertentu.
Selain itu, hukum terkait tanggung jawab keuangan dan hak asuh terhadap anak biasanya tidak berlaku untuk donor sperma.
Seorang pendonor biasanya tidak memiliki hak atau tanggung jawab atas anak yang dihasilkan dari sperma yang didonorkannya.
-00-
Donor sperma adalah proses medis yang rumit dan memerlukan persyaratan ketat untuk menjaga kualitas dan keamanan.
Proses ini memungkinkan individu atau pasangan yang tidak subur, wanita lajang, atau pasangan sesama jenis untuk memiliki anak.
Prosedur donor sperma telah menjadi bagian dari teknologi reproduksi modern yang membantu lebih banyak orang mewujudkan impian untuk menjadi orang tua.